KENANGAN MEMORI
Sejauh mata memandang
“Ah, sepertinya aku telah berjalan cukup jauh”
Peluh yang membasahi pelipis
Nafas yang terengah-engah
“Ah, benar. Aku telah terbebas.”
Sejauh mata memandang
Awan gelap menutupi langit
“Ah, tak ada lagi bayangan hitam itu.”
Bayangan hitam yang menyelimuti tanah di saat terik
Disebutnya patah hati
Sejauh mata memandang
Hanya pasir dan rumput yang terlihat di tanah
“Ah, tak ada lagi memori itu. Aku benar-benar sudah terbebas.”
Kepingan-kepingan memori itu ditinggalkannya di sana
Sejauh mata memandang
Matahari muncul di antara celah-celah awan hitam
Bayangan hitam terselip di antara rerumputan di tanah
Tersibak pikiran saat angin menghembus kencang seketika
“Mungkinkah kepingan itu dapat terbang kembali tertiup angin?”
Sepi.
Makassar, 23 November 2016
DnTRY